Dalam kehidupan organisasi, proses mengerjakan
suatu usaha oleh seseorang melalui tindakan orang lain secara bersama-sama
bermuara kepada pencapaian tujuan yang diinginkan, serangkaian proses kegiatan
tersebut dimulai dari merencanakan, melaksanakan kegiatan, dan menilai
keberhasilan ataupun kegagalan usaha tersebut menjadi kemestian. Dengan
demikian, disadari atau tidak, sebenarnya setiap organisasi perlu menempuh
proses tersebut yang dipahami sebagai proses manajemen. karena itu lebih baik
dalam praktik usahanya, mereka menerapkan pemahaman yang mendalam tentang ilmu
manajemen. sehingga usaha yang dikerjakan menjadi lebih terarah dan lebih mudah
mencapai tujuan.
1.
Apa maksud manajemen?
2.
Apa pengertian kepemimpinan?
3.
Apa itu organisasi ?
4.
Apa hakikat pendidikan?
Tujuan dari pembuatan makalah ini
agar pembaca mengetahui sedikit banyaknya hal-hal yang berkaitan dengan manajemen organisasi serta
dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
BAB II
MANAJEMEN
ORGANISASI PENDIDIKAN
A.
KONSEP MANAJEMEN
1.
Sejarah Manajemen[1]
Dewasa ini penggunaan istilah manajemen menjadi trend
bagi setiap organisasi baik pemerintahan maupun swasta, atau dalam bidang
usaha, maupun dalam bidang pendidikan. Penggunaan kata manajemen dapat
mempengaruhi pengembangan organisasi atau pengguna. Karena secara serimonial
dapat mempengaruhi prestise seseorang atau organisasi.
Kehadiran berebagai organisasi dalam kehidupan masyarakat
merupakan fenomena kehidupan modern untuk membantu dan mempermudah pemenuhan
kebutuhan hidup manusia secara individu dan masyarakat. Kebutuhan hidup
tersebut mencakup kebutuhan sandang, pangan, perumahan, pendidikan, rasa aman
dan aktualisasi diri. Menurut Winardi (1990) manusia sebagai makhluk yang hidup
berkelompok (zoon politicon) berusaha
untuk dapat bertahan (survival) dengan
membentuk bermacam-macam organisasi guna memenuhi aneka macam kebutuhan.
Keanggotaan seseorang dalam organisasi menyebabkan timbulnya tuntunan
penggunaan uang, waktu dan kerja yang harus dipikul bersama dan berjalan secara
efektif dan efisien yang kemudian secara empirik muncullah manajemen dalam
organisasi.
Praktek manajemen hampir sama tuanya dengan perkembangan
peradaban, tetapi studi manajemen secara sistematik boleh dikatakan masih belum
lama diterapkan. Manajemen telah dipraktekkan dalam bisnis, rumah sakit,
sekolah-sekolah, universitas, pemerintahan, industri, perbankan dan aktifitas
organisasi lainnya. Disadari bahwa untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang
menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya material akan dapat
dimanfaatkan secara efektif dan efisien dengan memfungsikan. Sebagai suatu
pemikiran ilmiah keberadaan manajemen mengalami sejarah tersendiri sampai masa
sekarang ini.
Peradaban kuno pada bagian barat Mesopotamia dan
tulisan-tulisan orang Mesir Kuno sekitar tahun 1200 SM menunjukkan sudah adanya
pengetahuan serta penggunaan manajemen untuk mengelola soal-soal politik
(Winardi, 1990).
Sejarah Yunani Kuno dan kerajaan Romawi banyak memberikan
bukti tentang pengetahuan manajemen terutama dalam pengelolaan persidangan di
pengadilan, praktek pemerintah, organisasi tentara, kesatuan usaha-usaha
kelompok, dan pelaksanaan otoritas. Demikian pula organisasi gereja telah
menggunakan struktur organisasi sedunia yang menyusun otoritas sendiri sebagai
bukti penerapan manajemen. Robbins (1984) menjelaskan bahwa bangunan pyramid di
Mesir dan tembok cina adalah bukti masa kini yang merupakan proyek besar yang
menghabiskan ratusan dan ribuan pekerja dikerjakan dengan baik sebelum abad
modern. Keberadaan pyramid merupakan contoh yang sangat menarik. Begiru sangat
besarnya pyramid diperkirakan menghabiskan jutaan blok batu yang tiap batu
beratnya beberapa ton. Bahkan pembangunannya menggunakan 100.000 orang dalam
jangka waktu 20 tahun.
Demikian juga kemajuan yang dicapai islam pada abad ke 8
s/d 13 M dengan pusat kerajaan islam di Bagdad dan di Cordova Spanyol. Baik
manajemen pemerintahan, perpustakaan, madrasah dan pendidikan tinggi semua
berkembang berkat manajemen yang baik oleh para intelektual dan ulama sesuai perkembangan
zamannya.
Sebelum abad ke-20 banyak industri dan perusahaan yang
mengguanakan prinsip manajemen dalam meningkatkan produksi. Adam Smith secara
khusus dalam bidang ekonomi memberikan kontribusi dalam hal ajaran ekonomi
klasik sebagaimana dipaparkan dalam buku keuntungan ekonomi bahwa organisasi
dan masyarakat akan beruntung dalam pembagian pekerjaan. Smith menyimpulkan
bahwa pembagian kerja (divison work)
meningkatkan produktivitas dengan peningkatan setiap keterampilan dan kecekatan
pekerja atau keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian
kerja (division of labor) yaitu
perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang.
a.
Manajemen Ilmiah (1900-1920)
Frederick Winslow Taylor (1856-1915) dianggap sebagai
bapak manajemen ilmiah,[2]
seorang insinyur dan industrialis Amerika yang teori manajemennya dianggap
radikal pada zamannya dalam meningkatkan produktivitas. Di samping dia bekerja
pada Midvale Steel Works di Philadel-phia sebagai juru mesin tahun 1878 dan
mencapai Chief Engineer serta mendapat gelar dalam bidang teknik yang
juga menemukan alat pemotong baja yang bekerja sangat cepat.
Dari pengalamannya Taylor menyadari bahwa problem
produktivitas yang sebenarnya berasak dari sikap tidak acuh pekerja dan
manajer. Sebagian sikap tidak acuh itu timbul karena baik para manajer maupun
pekerja tidak mengetahui apa yang dinamakan “kerja layak untuk setipa hari
kerja” dan “upah layak untuk setiap hari kerja”. Menurutnya, produktivitas
merupakan kunci pemecahan bagi pencapaian upah lebih tinggi dan laba lebih
besar. Akhirnya Taylor mengeluarkan karya ilmiah “The Principles of Scientific Management” tahun 1911 yang di
dalamnya diungkapkan prinsip-prinsip fundamental sebagai landasan pendekatan
ilmiah terhadap manajemen.
Dalam manajemen, Taylor juga beranggapan bahwa para
pekerja harus dipilih secara hati-hati dan cermat dan setelah itu mereka perlu diberi
latihan yang memadai untuk dapat bekerja sebaik mungkin. Dia memandang bahwa
kepentingan para pekerja, para manajer, dan para pemilik perusahaan hanya dapat
diselaraskan. Penerimaan awal terhadap manajemen ilmiah yaitu oleh perusahaan
pabrikasi Amerika, yang nyatanya memberikan keunggulan komperatif atas
perusahaan asing yang membuat perusahaan Amerika lebih efisien di dunia.
Taylor juga memiliki pengikut yang mengembangkan teorinya
yaitu: Henry L. Gant (1887) seorang insinyur mesin yang dikenal sebagai
pengembang sistem perencanaan yang dapat diawasi secara efektif. Demikian Frank
Gilbert dan Lilian Gilbert mereka mendapat julukan first lady of management yang banyak mengembangkan prinsip
manajemen ilmiah.
b.
Manajemen Modern[3]
Henry Fayol seorang industrialis berkebangsaan Francis
merupakan bapak manajemen modern. Dia mengarag sebuah buku manajemen yaitu “Administration Industrielle et Generate”.
Dia mengembangkan aktivitas manajerial yang mencakup : teknikal (produksi),
komersial (membeli, menjual dan menukarkan), finansial (mencari modal dan
memanfaatkan secara optimal), kepastian (perlindungan harta kekayaan), akunting
dan manajerial (perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengkoordinir dan
mengawasi).
Robbins (1984) berpendapat bahwa Henry Fayol menjelaskan
bahwa praktik manajemen berbeda dari acounting, pembiyayaan, produksi,
distribusi, dan fungsi bisnis khusus lainnya. Dia beralasan bahwa manajemen
merupakan aktivitas umum semua manusia dalam melaksanakan bisnis, pemerintahan,
bahkan di rumah. Paling tidak menurutnya ada 14 prinsip manajemen[4],
yaitu :
1.
Division of work (pembagian
kerja)
Spesialisasi
meningkatkan keluaran yang membuat pegawai semakin efisien.
2.
Authority (kewenangan)
Manajer
memerlukan kemampuan untuk memeberikan perintah. Kewenangan memberikan mereka
akan hak tersebut.dengan kewenangan akan muncul tanggung jawab.
3.
Discipline (disiplin)
Pegawai
memerlukan kepatuhan dan menghormati aturan yang mengarahkan organisasi.
Disiplin yang baik akan muncul dari kepemimpinan yang efektif.
4.
Unity of Command
(kesatuan perintah).
Semua
pegawai harus menerima perintah dari yang berkuasa atau wewenang.
5.
Unity of Direction (kesatuan tujuan/arah).
Setiap
kelompok aktivitas dalam organisasi memiliki satu arah/ tujuan yang diarahkan
oleh seorang manajer sesuai rencana.
6.
Subordination of individual interest to the general
interest.
Perhatian/
minat individu bawahan/ kelompok harus bersumber dari minat/ perhatian
organisasi secara keseluruhan.
7.
Renumeration (pegawai
harus dibayar gajinya dengan adil bagi pelayanan yang mereka berikan).
8.
Centralization (sentralisasi)
Pengambilan
keputusan secara terpusat.
9.
Scalar Chain
(garis kewenangan dari manajemen puncak kepada yang lebih rendah untuk
pengawasan).
10. Order (aturan).
Orang
dan material harus ditempatkan pada tempat dan waktu yang benar.
11. Equity (persamaan)
Manajer
harus berbuat kebaikan dan keadilan kepada semua pegawai/ bawahan.
12. Stability of tenury of personnnel.
Manajemen
harus memberikan kepada personil secara teratur untuk menjamin kelancaran
pekerjaan.
13. Initiative (inisiatif).
Pegawai
yang dibiarkan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai kreativitasnya.
14. Espirit and coprs.
Semangat
kerja kelompok akan mengembangkan keharmonisan dan kesatuan organisasi.
2.
Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahsa Italia (1561) manegiare[5]
yang berarti “mengendalikan” terutamanya mengendalikan kuda yang berasal
dari bahasa latin manus yang berarti
tangan. Kata ini lalu terpengaruh dari bahasa Perancis manege yang berarti kepemilikan
kuda (yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda), dimana istilah Inggris ini yang berasal dari bahasa Italia. Bahasa
Perancis mengadopsi kata ini dari bahasa Inggis menjadi management yang
memiliki arti seni melaksanakan dan menagtur.
Selain di atas, manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur, yaitu
mengatur semua unsur-unsur manajemen. siapa
yang mengatur ? yang mengatur adalah pemimpin.
Kenapa harus diatur? Agar unsur-unsur manajemen lebih berdaya guna berhasil
guna. Bagaimana mengaturnya? Mengaturnya melalui proses dari urutan
fungsu-fungsu manajemen. dimana harus
diatur? Diatur dalam organisasi atau perusahaan, karena organisasi
merupakanalat dan wadah untuk mengatur unsu-unsur manajemen tersebut (Malayu,
2001).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata manajemen
diartikan sebagai penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.
Walaupun demikian, tidak mudah merumuskan definisi manajemen itu sendiri. Hal
tersebeut dapat dipahami karena para ahli mengemukakan pandanagan dan redaksi
yang berbeda tentang batasan manajemen.
Secara umum terdapat tiga fokus untuk mengartikan
manajemen, yaitu:
·
Manajemen sebagai suatu kemampuan
atau keahlian yang selanjutnya
menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi. Manajemen sebagai suatu
ilmu menekankan perhatian pada keterampilan dan kemampuan managerial yang
diklasifikasikan menjadi kemampuan/ keterampilan teknikal, manusiawi dan
konseptual.
·
Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langakah yang sistematis
dan terpadu sebagai aktivitas manajemen.
·
Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style) seseorang dalam menggunakan atau memberdayakan orang
lainuntuk mencapai tujuan.
Beberapa ahli
mengemukakan pendapat mereka tentang pengertian manajemen. Frederick Taylor dalam jawahir memberikan rumusan
manajemen sebagai berikut:”Management,
the art of management, isi defined as knowing exactly what you want to do, and
then seeing that they do it in the best and cheapest way”. Artinya adalah:
Manajemen, atau seni manajemen , didefinisikan sebagai mengetahui dengan pasti
apa yang diinginkan atau dicapai dan melihat atau mengawasi orang lain
mengerjakannnya dengan cara terbaik dan termurah.[6]
sementara itu Harold Koontz dan Cyril O’Donel dalam sukarti dan sururi
mendefinisikan manajemen sebagai usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui
kegiatan orang lain.
Dalam pandangan
Taylor di atas manajemen dikategorikan sebagai suatu seni, berdasarkan
pandangan bahwa dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerjasama dengan orang
lain, dan diperlukan cara, kiat dan seni sehingga orang lain tersebut mau
bekerjasama dengan baik dan senang hati. Sedangkan Paul W. Thurston sebagaimana
dikutip oleh Bafadal mendefinisikan manajemen, yaitu: “process of working with and thourogh others to accomplish
organizational goals efficiently”.pengertian manajemen sebagaimana
dikemukakan di atas dipahami sebagai proses bekerja dengan dn melalui
(mendayagunakan) orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efesien.
Sejalan dengan pendapat di atas, Hersey dan Blanchard mengemukakan manajemen
adalah proses bekerjasama antar individu dan kelompok untuk mencapai tujuan
organisasi yang diterapkan pada semua bentuk dan jenis organisasi. Demikian
juga dengan Milled yang menyebutkan:” Management in the process of directing
and facilitating in the work of people organization in formal group to achieve
a desired goal”. Diartikan bahwa
manajemen adalah proses mengarahkan dan memfasilitasi pekerjaan yang dilakukan
orang-orang dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Hill dan McShane
menjelaskan bahwa:” managemen the art of
getting thing done thourgh people”, (seni memperoleh tindakan melalui orang
lain).
Menurut Daft dan
Marcic (2009:9) Management is the
attainment of organizational goals in an effective and efficient manner thourgh
planning, organizing, leading, and controlling organizational resources.
Definisi ini menjelaskan bahwa manajemen merupakan pencapaian sasaran
organisasi scara efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan sumber daya organisasi.[7]
Dalam perspektif
lebih luas, managemen adalah suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumberdaya
yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien. Berarti manajemen merupkan perilaku
anggota dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Dengan kata lain,
organisasi adalah wadah bagi operasionalisasi manajemen. sejumlah unsur pokok
ynag membentuk kegiatan manajemen, yaitu: Unsur manusia (men), barang-barang (materials),
mesin (machines), metode (methods), uang (money), dan pasar (market)
(Terry, 1973). Keenam unsur ini memiliki fungsi masing-masing dan saling
berinteraksi atau mempengaruhi dalam mencapai tujuan organisasi terutama proses
pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Efisien dalah
hubungan antara input (masukan)
dengan output (keluaran). Jika hasil
yang dicapai lebih banyak daripada input
(masukan/modal) yang dikeluarkan maka hal ittu dimaksudkan sebagai efisien.
Manakala seorang manajer memanfaatkan sumber daya masukan seperti, uang, orang,
dan peralatan dapat dihemat/ diminimalisir untuk mencapai suatu tujuan
merupakan hakikat efisiensi. Sedangkan efektif adalah pencapaian aktivitas
secara sempurna sesuai tujuan yang akan dicapai. Pencapaian tujuan organisasi
atau kegiatan tertentu berkaitan dengan tingkat efektivitas ( Robbins,1984:5).
Dari beberapa
uraian di atas dapat disimpulakan bahwa manajemen pada hakikatnya adalah proses
tertentu yang menggunakan kemampuan atau keahlian untuk mencapai suatu tujuan
tertentu yang di dalam pelaksanaannya dapat mengikuti alur keilmuan secara
ilmiah dan dapat pula menonjolkan kekhasan atau gaya manajer dalam
mendayagunakan kemampuan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara
produktif, efektif dan efisien.
Dapat juga
dijelaskan bahwa manajemen dapat dipahami sebagai suatu ilmu pengetahuan,
karena telah dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu
teori. Kemudian diteliti dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam
bentuk konsep-konsep, prinsip-prinsip, prosedur dan generalisasi yang
diwujudkan dalam bentuk suatu teori. Manajemen juga dikategorikan sebagai
profesi karena manajemen membutuhkan keahlian tertentu ” sebagaimana Allah
menyebutkan dalam Al-quran surah AS-Sajadah ayat 5:[8]
يدبرالامرمن
السماءإلى الارض ثم يعرج إليه في يوم كان مقداره
آلف سنة مما تعدون.
Artinya : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi,
kemudian urusan itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu
tahun menurut perhitunganmu.(as-sajadah,
ayat 5).
Menurut Winardi
(2009:26) ada beberapa pendekatan pengkajian manajemen yaitu:
1.
Pendekatan Klasikal
Pendekatan klasikal
merupakan pendekatan pertama yang mencoba mempelajari manajemen modern. Dewasa
ini ia tetap merupakan suatu bidang pengetahuan utama untuk seorang manajer
modern. Manajemen mulai dipelajari orang secara jenius pada permulaan abad ini.
Para manajer pada masa itu berupaya untuk mencapai jawaban-jawaban atas
sejumlah pertanyaan praktikal dasar seperti misalnya bagaimana cara memperbesar
efisiensi serta produktivitas angkatan kerja yang mungkin berekspansi dengan
cepat.
Pandangan-pandangan
teknologikal dari para insinyur makin penting, sewaktu para pemimpin bisnis
berupaya untuk memperbesar produktivitaspara pekerja mereka sewaktu perang
dunia ke-1 berlangsung. Upaya-upaya tersebut menyebabkan timbulnya suatu
kumpulan pengetahuan luas tentang persoalan desain pabrik, desain pekerjaan,
metode-metode kerja dan aspek-aspek lain dari manajemen pekerjaan.
Pada saat yang
kuarang lebih sama, banyak perusahaan kecil yang memproduksi produk tunggal,
mengalami ekspansi menjadi organisasi-organisasi multi-produk. Para individu,
yang mengelola organisasi-organisasi tersebut melihat bahwa manajemen
organisasi-organisasi berbeda sekali dibandingkan dengan manajemen pekerjaan.
Dengan begitu,
sejumlah pria dan wanita mulai mempelajari problem-problem pengelolaan
organisasi-organisasi besar serta kompleks. Mereka memandang manajemen sebagai:
proses mengkoordinasikan upaya kelompok menuju ke tujuan-tujuan kelompok. Para
periode inilah perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan diidentifikasikan
sebagai fungsi-fungsi yang mencakup dalam proses manajemen.
Dalam pendekatan
ini dapat diperhatikan masing-masing fungsi manajemen secara singkat.[9]
a)
Perencanaan
Fungsi perencanaan membantu suatu
organisasi untuk merumuskan dan mencapai sasaran-sasarannya. Para manajer
melalui rencana-rencana mereka menyaijkan garis besar yang harus dilakukan
suatu organisasi tersebut supaya berhasil mencapai tuuan.
b)
Pengorganisasian
Setelah para manajer menetapkan
sasaran-sasarannya, dan merancang rencana-rencana untuk mencapainya, maka
mereka perlu mendesain dan mengembangkan sebuah organisasi yang dapat mencapai
tujuan-tujuan yang digariskan. Pengorganisasian berarti mengubah
rencana-rencana menjadi tindakan-tindakan dengan bantuan kepemimpinan dan
motivasi.
c)
Pengawasan
Seorang manajer harus
mengupayakan agar hasil yang direncanakan untuk organisasi tersebut.
2.
Pendekatan perilaku
Pendekatan perilaku sebagian berkembang oleh karena para
manajer yang berpraktik, mendapatkan pengalaman bahwa ide-ide dari pendekatan klasikal
tidak selalu sesuai untuk mencapai efisiensi total dan harmoni di tempat
pekerjaan. Para manajer menghadapi problem-problem, karena pihak bawahan mereka
tidak selalu berperilaku seperti halnya dinyatakan oleh pendekatan klasikal.
Maka, makin meningkat perhatian orang untuk membantu para manajer menjadi lebih efektif dalam memenaje
orang-orang. Pendekatan perilaku memanfaatkan konsep-konsep
psiklogi-sosiologi-antropologi dan ilmu tntang perilaku lainnya yang dapat
membantu para manajer memahami perilaku manusia dalam lingkungan kerja mereka.
Titik berat dari pendekatan perilaku adalah
pada antar hubungan anara manusia, pekerjaan dan organisasi-organisasi.
3.
Pendekatan Ilmu Manajemen
Dipandang dari susut pandang tertentu, maka pendekatan
ilmu manajemen merupakan sebua versi modern dari tekanan sebelumnya yang
diberikan kepada manajemen pekerjaan oleh pendekatan klasikal. Sifat
esensialnya adalah digunakannya matematika dan stattistik sebagai alat bantu
untuk mengelola berbagai operasi pekerjaan.literatur tentang manajemen memusatkan perhatian pada upaya
memecahkan problem-problem teknikal, dan bukan problem-problem perilaku.
Dipusatkannya perhatian pada konsep-konsep dan peralatan yang bermanfaat bagi
para manajer untuk memecahkan problem-problem yang berkaitan dengan apa yang
diproduksi oleh organisasi yang bersangkutan. Komputer banyak menunjang
pertumbuhan dan perkembangan kebutuhan ini karena pengetahuan ini dapat
menganalisis problem-problem produksi dan operasi-operasi dengan cara yang
sebelumnya tidak dimungkinkan.
4.
Pendekata sistem (The system
Approach)
Beberapa puluh tahun yang lampau, terlihat adanya upaya untuk mencapai
integrasi ketiga macam pendekatan terhadap manajeme. Salah satu upayanya,
diantaranya yang dikenal sebagai pendekatan sistem (The system Approach), yang menekankan pandangan bahwa
organisasi-organisasi perlu kita pandang sebagai sistem-sistem total, dimana
masing-masing bagian berkaitan dengan bagian lain. Pendekatan lain yang dikenal
sebagai pendekatan kontigengsi (The
contengency Approach), menyataka bahwa ketepata praktik manajerial
bergantung pada bagaimana penggunaan pengetahuan ini sesuai dengan situasi
khusus dimana diterapkan.
Pendekatan sistem
terhadap manajemen sebenarnya merupakan
suatu cara pemikiran tentang problem-problem manajemen. pendekatan ini
memandang sebuah organisasi sebagai suatu kelompok yang terdiri dan
bagian-bagian yang saling mempengaruhi, yang mempunyai tujuan tunggal tertentu.
Tindakan bagian tertentu, akan mempengaruhi bagian lain, dan para manajer tidak
dapat menghadai bagian-bagian individual secara terpisah. Sebagai misalnya
dapat dikemukakan bahwa tidaklah tepat untuk mengira bahwa adanya problem
tertentu dalam produksi, bahwa suatu pemecahan terhadap problem yang berlaku
tidak akan menimbulkan suatu dampak tertentu dalam bidang pemasaran.
Dalam rangka
memecahkan problem-problem dimana digunakan pendekatan sistem, maka para
manajer harus memandang organisasi-organisasi yang ada sebagai suatu
keseluruhan dinamik, dan mereka harus berupaya untuk mengantisipasi dampak yang
dikehendaki maupun yang tidk dikehendaki dari keputusan-keputusan mereka. Dalam
hal menggunakan pendekatan sistem, para mnajer tidaklah memecahkan
problem-problem individual. Justru mereka melakukan intervensi dalam sebuah
sistem total yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan, dengan
menggunakan fungsi-fungsi manajemen
perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan.
Dalam hal
menggunakan model-model sistem, dapat dikemukakan adanya sistem-sistem tertutup
(Closed System) dan sistem terbuka (Open System). ciri sistem tertutup
adalah bahwa sisitem tersebut tidak memiliki hubungan dengan lingkungan yang
mengelilinginya, sedangkan sebaliknya sistem terbuka justru menunjukkan
hubungan timbal balik dengan lingkungannya.
Dalam model-model
sistem biasanya ditekankan tiga macam istilah kunci[10],
yakni: masukan (Input), proses (Process), keluaran (Output), di samping istilah umpan balik (Feedback) dan adakalanya juga digunakan istilah umpan ke muka (Feed Forwards). Organisasi internal
dapat dipandang sebagai hal yang terdiri dari berbagai sub sistem penting.
Salah satu sub sistem yang penting adalah tujuan-tujuan dan nilai-nilai
keorganisasian. Organisasi yang bersangkutan menarik sebagian besar dari
nilai-nilainya dari lingkungan sosio kultural yang lebih luas.
Organisasi yang
bersangkutan melaksanakan suatu fungsi bagi masyarakat, dan agar berhasil
menerima masukan-masukan, maka organisasi tersebut harus menyesuaikan diri
dengan tuntutan-tuntutan sosial. Sub sistem teknikal berhubungan dengan
pengetahuan yanag diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas termasuk
teknik-teknik yang digunakan dalam transformasi masukan menjadi keluaran.
Organisasi ini ditentukan oleh tuntutan tugas organisasi yang bersangkutan, dan
akan berubah sesuai dengan aktivitas-aktivitas khusus yang ada. Setiap
organisasi memiliki pula sebuah sub sistem psikososial, yang terdiri dari
perilaku individual dan motivasi, hubungan-hubungan status dan peranan,
dinamika kelompok dan sistem pengaruh. Dalam hal ini organisasi dipengaruhi
oleh sistem-sistem, sikap-sikap nilai, ekspektasi-ekspektasi dan
aspirasi-aspirasi orang-orang yang adadi dalam organisasi yang bersangkutan.
Dengan begitu, sub sistem psikososial ini dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan
lingkungan eksternal, maupun oleh tugas-tugas dan teknologi serta struktur
organisasi internal yang ada. Kekuatan-kekuatan tersebut membentuk “ iklim
keorganisasian” di dalam mana manusia melaksanakan peranan serta aktivitas
mereka.
Struktur meliputi
cara-cara dengan apa tugas-tugas oranisasi yang bersangkutan dibagi dan
dikoordinasi (integrasi). Dalam arti formal, struktur ditunjukkan oleh
peta-peta organisasi, melalui posisi dan deskripsi jabatan, dan melalui
peraturan serta produsen-produsen. Struktur organisasi tersebut membentuk
formalisasi hubungan-hubungan antara sub sistem teknikal dan sub sistem
psikososial. Sub sistem manajerial mencakup seluruh organisasi yang ada, dengan
jalan menghubungkan organisasi tersebut dengan lingkungan, menetapkan
tujuan-tujuan, mengembangkan rencana-rencana operasional yang strategik serta
komprehensif, mendesain struktur dan menggariskan proses pengawasan.
Tujuan-tujuan
dan nilai-nilainya maupun sub sistem teknikal, struktural, psikososial, dan
manajerialnya ditunjukkan dalam bentuk bagian-bagian integral dari organisai
tersebut secara keseluruhan. Perlu diingat bahwa pendekatan modern memandang
organisasi sebagai sebuah sistem sosioteknikal terbuka, dan diperhatikan semua
sub sistem-sub sistem primer dan interaksi berbagai faktor yang dimaksud.
Mengacu kepada Mullins (1989) aktivitas manajemen mencakup kepada lima elemen
utama, yaitu:[11]
1)
Perencanaan-adalah menetapkan tugas masa depan, atau memutuskan kebutuhan
apa untuk dicapai dan pengembangan rencana tindakan.
2)
Pengorganisasian-adalah menyediakan sumber daya manusia dan sumber daya
material serta membangun struktur untuk melaksanakan aktivitas organisasi.
3)
Memerintah-memelihara aktivitas diantara personil, memperoleh sepenuhnya
minat bekerja keseluruhan organisasi.
4)
Koordinasi-penyatuan dan harmonisasi semua aktivitas dan usaha organisasi
untuk memudahkan pekerjaan dalam organisasi sehingga sukses.
5)
Pengendalian-menguji bahwa semua peristiwa yang terjadi dalam mengacu pada
rencana, instruksi, pengembangan prinsip dan perintah yang dihadapkan.
Kemudian Mullius
(1989) mengemukakan pendapat, Henry Mintzberg’s yang menegaskan bahwa peran
utama manajer adalah mencakup: peran interpersonal, peran keputusan, dan peran
informasional”. Setiap peran ini memiliki perbedaan aktivitas. Peran aktivitas
interpersonal mencakup melibatkan manajer dengan orang-orang di dalam maupun di
luar organisasi. Peran peng-ambilan keputusan merupakan aktivitas manajer dalam
pembuatan keputusan tentang peristiwa organisasi, alokasi sumberdaya, dan
negosiasi dengan para anggota organisasi. Sedangkan peran informasional
melibatkan manajer sebagai penerima dan pengirim informasi kepada beragam
individu dan lembaga”. Ivancevic dan Matesson (2002:51) menjelaskan bahwa
fungsi perencanaan menuntut para manajer untuk membuat putusan tentang empat
hal fundamental dari elemen rencana, yaitu: sasaran, tindakan, sumberdaya dan
pelaksanaan.
5.
Pendekatan Tugas dan Kontribusi Manajer
Pendekatan lain
untuk menjelaskan manajemen adalah oleh Drucker yang mengidentifikasi
tugas-tugas yang sama pentingnya, tetapi secara esensial berbeda yang dalam
pelaksanaannya sebagai berikut:
a.
Menyusun tujuan khusus dan misi lembaga, baik bisnis, rumah sakit, atau
sekolah.
b.
Membuat pekerjaan yang menghasilkan.
c.
Mengelola pengaruh sosial dan tanggung jawab sosial.
Dalam konteks ini,
posisi para manajer sangat signifikan dalam mempertahankan dan mengembangkan
kehidupan organisasi. Paling tidak ada lima pekerjaan dasar manajer, yaitu:
1.
Menyusun sasran- menentukan tujuan dan sasaran bagi setiap bidang sasaran
untuk menjelaskan apa yang dibtuhkan dalam mencapai sasaran.
2.
Mengorganisir-menganalisis aktivitas, keputusan, dan hubungan yang
diperlukan, mengklasifikasikan dan membagi pekerjaan, menciptakan struktur
organisasi dan memilih staf.
3.
Memotivasi dan komunikasi untuk menciptakan suatu tim dari orang-orang yang
bertanggung jawab dalam keragaman pekerjaan.
4.
Mengukur- membangun target dan mengukur kinerja yang berfokus individu dan
organisasi sebagai suatu kebulatan.
Mengembangkan orang-orang, mengarahkan, memberi semangat
dan melatih, serta bagaimana mengembangkan bawahan yang baik bergantung atas cara-cara
manajer mengelola.
B.
Kepemimpinan
Di dalam bahasa inggris kata
leadership belum begitu mencuat, kemudian para ahli ilmu-ilmu sosial
mempelajari fenomena kepemimpinan ini secara sungguh-sungguh. Para peneliti
telah bekerja keras untuk mengejar ketertinggalan itu yaitu melacak bagaimana
seseorang bisa menjadi pemimpin. Urgensitas kepemimpinan dalam
mengeoprasionalkan organisasi mempunyai peranan yang sangat mendasar dalam
mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Karena aktifitas pemimpin
berusahamempengaruhi, memnbimbing dan mengarahkan orang lain untk bekerja sama
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Sebagai awal pemahaman tentang kepemimpnan, dikemukakan
pengertian kepemimpinan untuk dapat membangun struktur cognisi tersendiri
dengan berdasarkan pada beberapa pengertian menurut para ahli. Burhanuddin
merupakan inti manajemen, sebab kepemimpinan adalah yang menentukan arah dan
tujuan sebuah organisasi dengan memberikan bimbingan dan menciptakan iklim
kinerja yang mendukung pelaksanaan proses manajemen secara keseluruhan.
Menurut GR dalam bukunya
mengemukakan arti kepemimpinan adalah leadership is the relationship in which
person, or the leader, influenes others to work together, willingly on related
tasks to atain thr which the leader desires. Aktivitas memimpin pada hakikatnya
meliputi suatu hubungan dan adanya satu orang yang mempengaruhi orang-orang
lain agar mereka bekerja ke arah pencapaian sasaran tertentu.
Kepemimpinan menurut winardi
mengartikan usaha untuk mempengaruhi orang antar perorangan lewat konunikasi
untuk mencapai beberapa tujuan. Maka wajarlah jika gaya kepemimpinan ini
diterjemahkan dengan cara seorang pemimpin lewat komunikasinya untuk
mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok usaha-usaha kearah pencapaian
tujuan dalam situasi tertentu.
Definisi-definisi kepemimpinan
menurut beberapa para ahli dihimpun bahwa kepemimpinan adalah perilaku dari
seseorang yang memimpin aktivitas tertentu dalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai bersama.
Atsomodirjo merumuskan kepemimpinan
sebagai suatu keperibadian seseorang yang mendatangkan keinginan para kelompok
orang-orang untuk mencontohnya atau mengikutinya atau yang memancarkan pengaruh
tertentu, sesuatu kekuatan atau wibawa yang sedemikian rupa sehingga membawa
sekelompok orang-orang mau melakukan pa ayang dikehendaki.
Kepemimpinan adalah suatu aktivitas
seni membujuk, mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk kerja sama dalam
mencapai ujuan bersama yang tergantung pada kadar interaksi antara pemimpin,
pengikut dan situasi.
Untuk menjadi seorang pemimpin
banyak yang medium yang menghantarkannya untuk dapat diakui dalam kehidupan
dalam kehidupan bermasayarakat. Ada yang muncul karena sifat tradisional
seperti kentalnya pengetahuan tentang adat, keturunan, ada pula karena
senioritas bahkan ada karena kepiawaian beretorika, namun ada juga yang
diangkat sebagai pemimpin karena adanya jasa yang diberikan oleh masyarakat,
sehingga menimbulkan kepercayaan masyarakat kepada perilaku orang yang berjasa
tersebut untuk dipilih mejad pemimpin. Yaitu:
a.
Teori keturunan
Suatu ajaran yang memberikan argumentasi bahwa seseorang dapat
mejadi pemimpin karena bakatnya sejak lahir. Yaitu ia dilahirkan dari keturunan
pemimpin. Mulai dari sosok kepemimpinan, kepribadian telah mencerminkan bahwa
leader are born and not made kepemimpinan tidak dapat dibentuk tapi karena
dilahirkan.
b.
Teori kejiwaan
Teori ini mengajarkan bahwa seeorang
dapat dibentuk menjadi pemimpin sesuai dengan jiwanya, bisa dengan proses
pendidikan tentang kepemiminan, dan pengalamn.
c.
Teori lingkungan
Pendapat teori ini menunjukkan bahwa
seseorang itu dapat menjadi pemimpin disebabkan oleh situasi dan kondisi
lingkungannnya. Hal ini memungkinkan karena orang tersebut banyak terlibat
dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan sebagai lingkungannya. Berarti teori ini
merupakan teori konvergensi yaitu menggabungkan duateori di atas. Artinya
mengakui bahwa lahirnya seorang pemimpin itu disebabkan dua faktor yaitu
bakatdan kejiwaan.
Dalam prakteknya proses
kepemimpinan dapat dibagi dalam tiga tingkatan yaitu:
1.
Top leader ( pimpinan puncak)
Seorang menduduki posisi tertinggi
dari suatu organisasi atau lembaga, dan ia bertanggung jawab penuh terhadap
penyelenggaraan organisasi. Dalam hal ini kegiatan top leader ini dituntut
untuk membuat kebijaksanaan dalam menghadapi realitas sosial yang dapat
mempengaruhi program kegiatan.
2.
Middle leader ( pemimpin tingkat menengah)
Konteks ini pemimpinannya adalah
sebagai pembantu top leader dalam menyampaikan informasi. Disamping itu
diharapkan agar mempunyai kemampuan untuk menciptakan iklim yang kondusif,
budaya kerja yang disiplin dan hubungan yang harmonis antar sesama organisasi
atau kelompok maupun secara personal, sehingga perbandinagan tugas antara top
leader dengan middle leader.
3.
Lower leader
Golongan yang berbeda pada posisi
ini adalah para pekerja teknis yang melaksanakan tugasnya sehari-hari, sehingga
para lower leader ini dituntut kemampuan teknis dalam mengoprasionalkan
instrumen-instrumen kerja dan metode-metode kerja berdasarkan prosedural yang
telah disepakati.
Dalam bidang psikologi kepemimpinan
telah melakukan penelitian yang menemukan kelompok ciri-ciri pemimpin. Diantara
para psikolog yang mempunyai pendapat yang sama bahwa para pemimpin memeliki
intelegensi yang lebih tingi dibanding dengan rata-rata pengikit mereka.
Kesulitan yang mendasar bagi seseorang yang memilik intelegensi keungkinan
besar adalah permasalahan komunikasi. Disebabkan instrumen bahasa memiliki
urgensitas yang tinggi dalam komunikasi, maka tidak mengherankan jika setiap
pemimpin memiliki bahasa verbal yang sangat baik.
Seorang pemimpin tidak mampu
memotivasi bawahannya apabila tidak mampu mengemukakan ide-idenya melalui
bahasa bahasa verbal. Hal ini menyebabkan bawahannya nantinya tidak mengerti
apa yang diinginkan pemimpin tersebut. Perlu menjadi perhatian yang serius
bahwa pemimpin yang berhasil cenderung memiliki perhatian dalam berbagai
bidang, karena sifat ingin tahu yang ekstensif dan pendidikan yang baik.
Disamping itu ciri pemimpin yang
lain adalah bersikap dewasa secara mental dan emosional. Kedewasaan mental
mencakup kebiasaan metodologi imiah dan juga dimilikinya keseimbangan
emosiaonal. Selanjutnya memiliki rangsangan yang kuat dari dalam diri mereka
sendiri. Dirasakannya ada dorongan luar biasa untuk memenuhi
keinginan-keinginan pribadinya. Dalam bidang kepemimpinan dilihat cara yang
terbaik untuk mencapai tujuan yakni bahwa mereka ingin menjadi pemimpin yang
kemudian mencari peluang untuk menjadi pemimpin.
4.
Kepemimpinan yang Efektif
Fred, Robbin, dan Lussier menyatakan bahwa tingkah laku pemimpin yang
efektif cenderung menunjukkan kinerja yang tinggi terhadap aspek-aspek
tertentu. Mereka berpendapat bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang
menata kelembagaan organisasinya secara secara sangat bertruktur. Dan mempunyai
hubungan persahabatan yang baik.saling percaya, saling menghargai dan
senantiasa hangat dengan bawahannya.[12]
Tujuh ciri kepemimpinan yang efektif
meliputi hasrat, keinginan memimpin, kejujuran dan integritas, kepercayaan diri,
kecerdasan dan pengetahuan
C.
ORGANISASI
1.
Pengertian Organisasi
Dikatakan
organisasi jika ada aktivitas/kegiatan yang dikerjakan secara bersama-sama
untuk mencapai tujuan bersama dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dan bukan
satu orang. Karena jika kegiatan itu dilakukan dengan satu orang maka tidak
dinamakan organisasi. Untuk memahami organisasi, perlu dikemukakan pengertian
organisasi itu sendiri.
Menurut Maringan
(2004) pngertian organisasi dapat dibedakan pada dua macam yaitu:
§ Organisasi sebagai alat dari manajemen artinya organisasi
sebagai wadah/tempat manajemen sehingga memberikan bentuk manajemenyang
memungkinkan manajmen bergerak atau dapat dikaitkan.
§ Organisasi sebagai fungsi manajemen artinya organisasi
dalam arti dinamis (bergerak) yaitu organisasi yang memberikan kemungkinan
tempat manajemen dapat bergerak dalam batas-batas tertentu. Dinamis berarti
bahwa organisasi itu bergerak mengadakan pembagian pekerjaan. Misalnya pimpinan
harus ditempakan di bagian yang
strategis.
Lunenburgh dan Ornstein
(2000), memberikan pengertian bahwa organisasi adalah suatu kumpulan atau
sistem individual yang berhierarki secara jenjang dan memiliki sistem pembagian
tugas untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam buku The function od the executif
oleh Cester Ibarnard(1983) mengartikan organisasi dengan I define an organization as a
system of cooperaties of to two or more persons, organisasi adalah
suatu sistem mengenai usaha-usaha kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih.[13]
Hamdy (1997)
organisasi adalah suatu susunan yang menggambarkan hubungan antara bidang kerja
yang satu dengan yang lainnya, sehingga jalan tugas dan wewenang akan teratur
dan terarah. Pendapat di atas sejalan dengan Longeneker (1973) bahwa organisasi
adalah kegiatan yang menetapkan hubungan antara manusia dan kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan. Lebih luas dikemukakan oleh Siagian (1982)
bahwa organisasi sebagai keseluruhan proses pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Menurut Johnson (1978) mengutip
pendapat Pfiffner dan Sherwood mengenai defenisi organisasi yaitu : organisasi
ialah cara-cara atau pola-pola dimana sejumlah orang memiliki kedekatan
semuanya melakukan hubungan dan melaksanakan tugas yang kompleks, melakukan
hubungan dengan kesadaran, sistemati dan saling persetujuan dalam pencapaian
tujuan.
Dari pengertian di
atas, menunujukkan bahwa organisasi harus memiliki lima fenomena penting yaitu:
1.
Organisasi harus mempunyai tujuan.
2.
Organisasi harus mempunyai program, kegiatan strategi dan metode untuk
mencapai tujuan organisasi.
3.
Organisasi harus memiliki pimpinan atau manajer yang bertanggung jawab
terhadap organisasi itu dalam mencapai tujuan.
4.
Organisasi itu terdiri dari 2 orang atau lebih.
5.
Organisasi itu harus ada kerja sama.
Pengertian di atas juga
menekankan bahwa organisasi saling hubungan yang sistematik antara orang-orang
yang bekerja sama dan berbagai komponen organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh organisasi. Untuk itu dalam menyusun organisasi ada empat
pokok komponen dasar yang perlu
diperhatikan yaitu:
1.
Job, bagaimana membagi-bagi atau mengelompokkan pekerjaan.
2.
Human, orang-orang yang ditugaskan utnuk melaksanakan pekerjaan yng telah
diberikan.
3.
Relation, keharmonisan hubungan kerja sama pegawai dalam kelompok kerja.
4.
Enviroment, penyediaan fasilitas sarana dan lingkungan kerja yang serasi.
a.
Prinsip-prinsip Organisasi[14]
Menurut Roco Carzo, organisasi
itu terdiri dari tiga prinsip :
a.
Prinsip Kebermaknaan
Harus memiliki Daya guna dan
hasil guna yang tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan
sesuai rencana.
b.
Keluwesan
Memberi peluang untuk terjadinya
perubahan seperti pengembangan atau modifikasi dalam organisasi dapat sebagai
akibat perubahan tuntutan, masalah, kebutuhan baru, baik internal maupun
eksternal.
c.
Kedinamisan
Daya gerak dan adaptasi
terhadap kesesuaian dinamika sosial ekonomi politik dan teknologi
Selsin itu juga, ada
prinsip-prinsip pokok organisasi yang lebih luas yaitu:
1.
Prinsip organisasi harusmempunyai tujuan yang jelas.
2.
Prinsip skala prioritas, berkaitan dengan ketegasan garis wewenang dan
hubungan pimpinan.
3.
Prinsip kesatuan perintah atau komando berkaitan dengan perintah yang
diterima oleh seseorang dan bertanggung jawab pada pemberi perintah.
4.
Pembagian wewenang berkaitan dengan fungsi jalur kerja agar tepat waktu dan
bermutu.
5.
Pertanggung jawaban, setiap bawahan harus bertanggung jawab pada atasannya.
6.
Membagi-bagi tugas pekerjaan agar sesuai bidang keahliannya.
7.
Rentang pengendalian berkaitan dengan jumlah bawahan yang harus
dikendalikan seorang atasan
8.
Tugas/wewenang secara fungsional yang berkaitan dengan kejelasan dalam organisasi.
9.
Primsip pemisahan berkaitan dengan beban tugas individu yang tidak dapat
dibebankan tanggung jawabnya pada orang lain.
10. Prinsip keseimbangan berkaitan dengan keseimbangan antara
beban tugas pekerjaan dengan fungsi-fungsi manager.
11. Prinsip fleksibilitas berhubungan dengan penyesuaian
situasi dan tujuan organisasi disebabkan adanya dinamika kerja, situasi dan
pimpinan baru.
12. Prinsip kepemimpinan berkaitan dengan kemampuan
kepemimpinan meskipun susunan organisasi wewenang telah dilimpahkan kepada para
manager.
Sejalan dengan Maringan (2004) yang mengemukakan asas
atau prinsip organisasi sebagai berikut:
1.
Prinsip kesatuan komando, pada prinsip ini dianjurkan dan diharuskan kepada
setiap bawahan hanya mendpat perintah dari satu pimpinan saja, tidak lebih kecuali
ada wewenang atau ada tugas dari pimpinan kepada wakilnya. Karena setiap
bawahan atau pegawai hanya memiliki pimpinan tunggal. Jika lebih atau ada dua
orang pimpinan akan membuat bawahan menjadi bingung dan pekerjaannya menjadi
tidak tuntas dan berantakan.
2.
Span of control berkaitan dengan pengawasan yang dilakukan pimpinan
terhadap bawahannya secara tepat. Artinya beberapa orang yang dapat diawasi
oleh pimpinan melaksanakan pekerjaannya.
3.
Pembagian kerja secara Homogen, dalam organisasi sangat banyak pekerjaan
yang harus diselesaikan dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Untuk itu tugas
atau pekerjaan itu harus dibagi-bagi sedemikian rupa dan ditugaskan kepada
orang-orang tertentu dengan dasar satu kesatuan yang homogen, bukan berjalan
dengan sendiri-sendiri tanpa mekanisme dan aturan organisasi.
4.
Delegasi wewenang, kesuksesan organisasi sangat tergantung kepada kemampuan
pemimpin dalam mendelegasikan wewenang. Hal ini dilakukan karena pimpinan
memiliki kepercayaan kepada orang yang diberi wewenang. Namun ketika pimpinan
mendelegasikan wewenang harus diikuti dengan tanggung jawab. Sehingga wewenang
harus dipertanggung jawabkan karena
tanpa tanggung jawab, seorang pemimpin itu bisa saja bertindak
Prinsip-prinsip
organisasi ini seyogyanya harus dipedomani oleh setiap pimpinan dan bawahan,
jika berharap organisasi sebagai tempat melakukan aktivitas itu mendapatkan
keberhasilan. Karena prinsip itu sebenarnya merupakan acuan atau panduan untuk
melakukan perbuatan atua tindakan kerja organisasi. Tanpa prinsip bisa sja
orang atau pimpinan dan bawahan
melakukan tindakan atau perbuatan semaunya saja tanpa ada mekanisme
organisasi sebagai acuannya jika ini terjadi maka organisasi tersebut lambat
laun akan mendapatkan kegagalan atau akan mengalami kehancuran.
2.
Jenis-jenis Organisasi
Perkembangan kajian
organisasi diawali dari kajian organisasi sebagai organisasi formal, yaitu
organiasasi yang di desain untuk mencapai tujuan berasama. Perkembangan ini
terus berlangsung dan berbagai studi ke organisasian terus dilakukan.
Perkembangan inilah pada akhirnya memunculkan organisasi informal sebagai
implikasi dari adanya organisasi formal.
a.
Organisasi Formal
Organisasi formal
adalah[15]
organisasi yang dicirikan oleh struktur organisasi. Keberadaan struktur
organisasi menjadi pembeda utama antara organisasi formal dan informal.
Sturuktur dalam organisasi formal dimaksudkan untuk menyediakan penugasan
kewajiban dan tanggung jawab kepada personil dan untuk membangun hubungan
tertentu di antara orang-orang pada berbagai kedudukan. Sekolah dasar merupakan
contoh sebuah organisasi formal.
Struktur organisasi
formal memperlihatkan unsur-unsur administratif berikut:
1.
Kedudukan. Struktur menggambarkan letak atau posisi setiap orang dalam
organisasi tanpa terkecuali. Kedudukan seseorang dalam struktur organisasi
mencerminkan sejumlah kewajiban sebagai bagian dari upaya pencapaiantujuan dan
hak-hak yang dimilikisecara formal dalam posisi yang didudukinya. Sebagai
contoh, kepala sekolah adalah salah satu contoh kedudukan dalam struktur
organisasi sekolah.
2.
Hierarki kekuasaan. Struktur digambarkan sebagai suatu rangkaian yang
hubungan satu oarang dengan orang lainnya dalam satu organisasi. Rangkaian
hubungan ini mencerminkan suatu hirarki kekuasaan yang inheren dalam setiap
kedudukan. Tanggung jawab merupakan istilah yang melekat dalam setiap kedudukan
dan hirarki kekuasaan di dalam organisasi.
3.
Kedudukan garis dan staf. Organisasi garis menegaskan struktur pengambilan
keputusan, jalan permohonan dan saluran komunikasi resmi untuk melaporkan
informasi dan pengeluaran instruksi, perintah, dan petunjuk pelaksanaan.
Kedudukan garis adalah kedudukan yang diserahi kekuasaan administratif umum
lansung dari tempat paling atas ke tempat paling bawah. Kedudukan staf mewakili
keahlian-keahlian khusus yang diperlukan bagi berfungsinya kedudukan garis
tertentu dengan pasti.
Itu berarti, dalam organisasi formal pengaturan dilakukan
dengan adanya tujuan, struktur, tata tertib, peraturan-peraturan, sistem reward
dan hukuman, sistem pengambilan keputusan, dan keanggotaan. Oleh sebab itu,
organisasi formal menggambarkan keteraturan dalam tujuan dan perilaku
organisasi yang memudahkan pencapaian tujuan organisasi.
b.
Organisasi Informal
Interaksi antar
orang dalam organisasi formal pasti akan menghasilkan sebuah perkembangan
hubungan yang tidak saja hubungan struktural, terlebih pada organisasi
persekolahan, dimana kekeluargaan menjadi salah satu landasan perilakunya. Hal
ini akan mengikat secara kuat sentimen-sentimen dan komitmen setiap orang, sehingga muncul empati dan
simpati satu sama lain. Walaupun sulit mengidentifikasi keberadaannya secara
kasat mata, namun keberadaan organisasi ini dapat dilihat dari tiga
karakteristik, yaitu norma perilaku, tekanan untuk menyesuaikan diri, dan
kepemimpinan
Norma perilaku
adalah standar perilaku yang diharapkan menjadi perilaku bersama yang
ditetapkan oleh kelompok dalam sebuah kesepakatan sosial, sehingga sangsinya
pun sangsi sosial.
3.
Manejemen dan Organisasi
Manejemen dan
organisasi memiliki hubungan yang sangat erat, walaupun keduanya dua konsep
yang terpisah. Baik organisasi maupun manajemen tidak dipandang secara
eksklusif melainkan diasumsikan merupakan dua konsep yang saling melengkapi.
Organisasi merupakan suatu entitas kelompok manusia yang bekerja sama di dalam
menara kehidupan sehari-hari supaya berjalandengan baik dengan membutuhkan
kegiatan manajemen. Tanpa manajemen, sulit bagi orang-orang yang bekerjasama
dalam suatu organisasi bertahan hidup ( survival ), apalagi jika ingin
berkembang dan berkompetisi dengan organisasi yang lain. Sementara tanpa ada
organisasi, maka ilmu manajemen kehilangan media aflikasinya, tah obahnya
semacam “ruh” tanpa “jasad.”[16]
Organisasi
didefenisikan secara beragam oleh para ahli. Robbins mendefenisikan organisasi
sebagai “kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif dan dapat diidentifikasi,
yang bekerja atas sadar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan”.
Bila ditelaah lebih lanjut, dapat dipahami bahwa robbins menekankan bahwa
organisasi merupakan suatu sistem sosial yang perlu dikoordinasikan seorang
manajer semua unit dan berisikan sumberdaya yang dalam artian membutuhkan
manajemen.
Gibson, Ivancevich
dan Donelly dalam Hermawan mendefenisikan organisasi sebagai “wadah yang
memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnnya tidak dapat dicapai
oleh individu secara sendiri-sendiri”. Lebih jauh ketiganya menyebutkan bahwa
organisasi adalah suatu unit yang terkoordinasi serangkaian sasaran. Sutisna menyabutkan,
“oorganisasi merupakan mekanisme-mekanisme yang mempersatukan
kegiatan-kegiatanuntuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan”. Dalam pandangan
sutisna diatas, terdapat penekanan mekanisme kerja dalam organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu
sistem hubungan intraksi antar organisasi yang melakukan kegiatan-kegiatan yang
ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Dijelaskan bahwa: an organization is acollection of people
working together to achieve a common purpose”. Pendapat ini menekankan
bahwa organisasi adalah kumpulan sejumlah orang yang bekerja sama untuk tujuan
umum bersama. Saling berkaitan antatara manajemen dan organisasi dapat dipahami
lebih lanjut dalam defenisi organisasi yanng disebutkan oleh Robbins. Kata
‘kesatuan sosial’ merujuk pada organisasi, sedangkan yang dikoordinasikan
secara sadar merujuk paada manajemen.
Berdasarkan
pengertian manajemen dan organisasi yang telah dipaparkan, dapat ditegaskan
keterkaitan manajemen dan organisasi sebagai berikut: Pertama, baik organisasi ataupun manajemen adalah dua konsep
terrpisah. Kedua, organisasi dan
manajemen dapat berpadu karena masing- masing bidang kajiannya sendiri-sendiri yang
melengkapi satu sama lain.Organisasi menjelaskan tentang struktur dan jenis
entitas sosia, sedangkan manajemen adalah ilmu dan seni untuk mennggerakkan
tiap individu dalam organisasi tesebut sedemikian rupa untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah digariskan dengan efektif dan efisie. Ketiga, organisasi membutuhkan manajemen
guna mengatur dirinnya, manajemen membutuhkan entitas organisasi untuk
mengaktualisasikan fungsi-fungsinya.
Norma perilaku
dalam organisasi informal tidak tertulis sebagaimana organisasi formal, tetapi
menjadi kesepakatan bersama di antara orang-orang dlam organisasi. Tekanan
untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang akan bergabung dengan
suatu kelompok informal. Menggabungkan diri dengan suatu kelomok tidak sekedar
bergabung secara fisik dalam suatu kumpulan, tetapi melibatkan sosio-emosional
individu-individu dalam organisasi informal tersebut. Karena itu organisasi
informal sering muncul dalam bentuk
kelompok-kelompok yang tidak terlalu besar, karena syarat keberterimaan sebagai
bagian dari organisasi informal ini tidak saja keanggotaan dalam organisasi
formalnya, tetapi lebih spesifik pada kesamaan antar individu, apakah
kesamaan antar individu, apakah kesamaan
asal daerah, agama, nilai yang dianut, hobi, dan sebagainya.
Kepemimpinan informal
dalam organisasi informal menjadi salah satu komponen yang kuat mempengaruhi
orang-orang di dalam organisasi, bahkan memungkinkan melebihi pengaruh
pemimpinorganisasi formal. Pemimpin informal muncul dari kelompok dan
membimbing serta mengarahkan melalui persuasi dan pengaruh. Kepemimpinan dalam
organisasi informal sangat kuat mempengaruhi perilaku orang-orang karena inilah
kepemimpinan yang sesungguhnya, dimana seseorang dipatuhi bukan karena memiliki
jabtan, tetapi ada kelebihan secara alamiah dan mampu mempengaruhi orang lain
tanpa paksaan.
D.
Hakikat Pendidikan
Pendidikan
merupakan fenomena kebudayan manusia. Proses pendidikan berarti khas pekerjaan
dan tindakan manusia. Kegiatan pendidikan yang berasal dari kreativitas yang
membudaya di dalam kehidupan manusia untuk memanusiakan anak manusia. Karena
itu, pendidikan harus berkelanjutan dan menjadi keniscayaan yang tidak bisa
dibantah sebagai kebutuhan manusia akan pendidikan. Itu artinya, usia pendidikan
sama lamanya dengan usia kehidupan manusia. Justru kehidupan itu sendiri
merupakan proses aktual dari pendidikan sepanjang hayat yang dialami manusia
melalui berbagai pengalaman hidup. Jatuh dan bangunnya kehidupan anak seorang
manusia, justru mendorong pertumbuhan dan perkembangan jiwanya menuju
keedewasaan dan kematangan hidup. Mungkin saja banyak orang yang sampai pada
puncak kemajjuan dan kejayaan jika mereka dapat mengambil pelajaran hidup.
Tetapi bukan tidak mungkin kehidupan yang dicapai seseorang biasa saja jika
tidak dapat mengambil hikmah dari kehidupan yang mengalir bagaikan air.[17]
Menurut langgulunng
( 1985:3 ) pendidikan dalam artinya yang luas bermakna merubah dan memindahkan
nilai kebudayaan kepada setiap individu dalam masyarakat. Di sini dipahami
bahwa proses pendidikan dapat melalui beragam kegiatan dan proses namun pada intinya adalah proses
pemindahan nilai pada suatu masyarakat kepada setiap individu.
Perspektif lain
mengacu kepada pemikiran bahwa pendidiknan adalah proses membina pribadi anak
agar mencapai kedewasaan hidup. Sebab setiap anak memiliki potensi yang dibawa
sejak lahir, dan sesmua potensi tersebut hanya mungkin berkembang dengan
optimal dengan adanya pendidikan yang diberikan kepada anak melalui kegiatan
mengajar, melatih, mendidik dan membimbing. Mengarahkan anak memiliki pribadi
yang baik merupakan tugas pendidikan. Dengan ilmu pengetahuan yang diterimanya
maka anak banyak mengetahui berbagai objek dalam diri dan di lingkungan
sehingga dapat menentukan pillihan yang terbaik tentang kehidupan. Begitu pula
dengan latihan yang diterimanya maka anak dapat melakukan perbuatan dan
pekerjaan melalui keterampilan yang dimiliki sehingga keperluan hidupnya dapat
dipenuhi bahkan dapat membantu orang lain untuk hidup mandiri.
Pendidikan sendiri
dapat dilihat sebagai suatu prosses
dan sebagai suatu lembaga yang menawarkan program pembelajaran. Sebagai
suatu proses, pendidikan mreupakan usaha memberikan bimbingan dan pembinaan
terhadap potensi setiap individu anak yang sedang mengalami perkembangan untuk
mencapai kedewasaan yang optimal. Dalam konteks ini pendidikan dapat
berlangsung seumur hidup dalam berbagai situasi, baik dengan keteladanan,
pembiasaan, bimbingan, pengarahan pembelajaran, pelatihan, hukuman, pujian dan
lain-lain. Sedangkan sebagai lembaga, pendidikan dapat berlangsung di rumah
tangga dan lembaga masyarakat (
pendidikan luaar sekolah ) serta pendidikan yang berlangsung di sekolah sebagai
organisasi pendidikan formal.
Menurut UNESKO (
1996:2 ) pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia dewasa untuk
mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik dan latihan untuk
peranannya dimasa depan. Dalam pendidikan terdapat jantung pembangunan pribadi
dan masyarakat. Pendidikan meerupakan proses memperdayakan atau mengembangkan
semua talenta ( bakat ) anak, mewujudkan potensi kreatifdan tanggung jawab
kehidupan trmasuk tujuan pribadi. Sebagai usaha atau lembaga kemanusiaan di
dalam pendidikan dilakukan usaha yang penuh tujuan dan cara hati-hati atau cermat.
Dalam pendapat ini menekankan bahwa usaha pendidikan yang penuh tujuan tujuan
idealbagi pembentukan kepribadian generasi muda yang muda yang berilmu, beriman
dan bertaqwa dalam prilakunya harus dilakukan dengan cara –cara pengelolaan
yang baik. Di sinilah diperlukan aplikasi manajemen sebagai strategi mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan secara optimal.
Kemudian langgulung
(1985:3 ) berpendapat bahwa proses pemindahan nilai-nilai budaya melalui
berbagai macam jalan, yaitu:
1.
Pemindahan nilai-nilai budaya melalui pengajaran, yaitu pendidikan berarti
pemindahan pengetahuan atau knwledge dalam
berbagai bidang. Memindahkan pengetahuan dari orang dewasa yang memiliki
pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui. Itu berarti, pengajaran
tidak hanya berlangsung di sekolah saja, tetapi juga di rumah, tempat bermain,
taman, perpustakaan, laboratorium dan alam terbuka.
2.
Pemindahan niali melalui kegiatan latihan, yaitu proses seseorang
membiasakan diri di dalam melakukan pekerjaan tertentu untuk memproleh kemahiran
di dalam pekerjaan tersebut. Latihan ini dapat difokuskan kepada latihan keterampilanmemngenderai mobil,
sepeda motor, main bola kaki,badminton, menunggang kuda, mencuci pakaiaan,
menyapu rumah dan lain-lain.
3.
Pemindahan nilai melalui indoktrinasi, yaitu proses yang melibatkan
seseorang melalui peniruan atau mengikut apa yang diprintahkan oleh orang lain.
Dalam proses ini, peran keteladanan melalui prilaku yang baik sebagaimana
ditampilkan, menjadi alat utama dalam melakukan indoktrinasi, sebab jika yang
memerintahkan sudah lebih dahulu melakukan yang baik, maka anak akan cendrung
mengikuti perintah yang dilakukan.
Menurut Graham
Hydon ( 2010:1) dalam banyak tempat dan waktu maka boleh saja lebih ditekankan
bahwa pelaksanaan pendidikan mengenai apa yang terbaik bagi individu kemudian
pada waktu dan tempat lain lebih kepada memajukan apa yang terbaik bagi
masyarakat. Pada semua tempat nampak
proses pendidikan menuju pengharapan bahwa pendidikan memajukan secara
bersama nilai yang dipandang sebagai yang terbaik dan membantu memecahkan
masalah kehidupannya.
Dengan kata lain,
di satu sisi proses pendidikan mengembangkan potensi individu, dan di sisi lain
pengembangan potensi individu dilakukan melalui pembelajaran yang berpedoman
kepada kurikulumdengan struktur isinya adalah kebudayaan masyarakat dan bangsa.
Pendidikan berarti berfungsi menjamin eksistensi dan kemajuan suatu bangsa, jika
dijalankan dengan baik dan efektif.
Pengelolaan
kegiatan dan lembaga pendidikan secara sistemik, terarah,terprogram dan terpadu
dilaksanakan pada banyak lembaga pendidikan. Kadangkala disebut juga organisasi
pendidikan yang memberikan jasa
pelayanan pendidkan kepada anak –anak yang belum dewasa sehingga mereka
mencapai kedewasaan dan kematangan yang optimal. Sejatinya, pendidikan dapat
berlangsung di rumah tangga , sekolah dan masyarakat. Banyak orang yang
berperan dalam melaksanakan kegiatan membimbing mendidik, melatih dan mengajar
anak-anak. Karena itu organisasi
pendidikan mencirikan kepada kumpulan sejumlah orang yang peduli dan
memberikan perhatian dan layanan terhadap pembinaan potensi anak dalam mencapai
kedewasaan. Dengan derajat kedewasaan dan kematangan pribadi maka anak-anak
yang menyelesaikan pendidikannya dapat mengisi berbagai peran di masyarakat
dengan terorganisasikan dalam berbagai jenis dan sifat organisasi kehidupan
pula. Jika pendidikan suatu masyarakat maju, maka kebudayaan bangsa secara
otomatis akan maju pula. Sebaliknya pendidikan yang kurang efektif
mengakibatkan kebudayaan masyarakat dan bangsa dinamikanya menjadi lambat, dan
tertinggal dari bangsa yang lebih maju.
Perencanaan mencakup penetapan
sarana organisasi, mengembangkan strategi untuk mencapai sasaran, dan
pengembangan rencana-rencana untuk menyatukan dan mengkordinasikan aktivitas
pekerjaan.
Perencanaan berkenaan dengan apa dan
bagaimana , apa yang akan dilakukan dan bagaimana mencapainya. Bila disebutkan
perencanaan formal, sasaran khusus, ditandai dengan waktunya ditetapkan dan
jelas sasaran organisasi dan dibagi kepada semua anggota organisasi untuk
mengurangi kebingungan dan menciptakan pemahaman umum tentang kebutuhan untuk
melkukan tindakan , tegasnya, rencana-rencana khusus ada untuk mencapai
sasaran-sasaran yang ditetapkan.
Daf dan Marcic membedakan antara
sasaran , rencana, perencanaan. Adapun sasaran adalah suatu keinginan masa
depan, karena itu organisasi berusaha merealisasikannya. Sedangkan perencanaan
adalah tindakan menentukan sasaran organisasi dan tujuan bagi pencapaian
sasaran tersebut. Kemudian rencana adalah cetak biru yang bersifat khusus
alokasi memberdaya jadwal, dan tindakan-tindakan yang penting bagi pecapaian
sasaran.
Perencanaan pendidikan adalah proses
menerapkan sasaran-sasaran dalam organisasi pendidikan, atau menerapkan sesuatu
yang akan dilaksanakan pada masa akan datang guna mencapai sasaran dan tujuan
organisasi secara efekif dan efisien.
Dalam konteks pendidikan,
perencanaan merupakn salah satu fungsi manajerial yang meliputi proses
pengambilan keputusan mengenai apa yang akan dilakukan sekolah dimasa yang akan
datang untuk mencapai tujun sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan demikian, perencanaan
pendidikan merupakan proses menetapkan kegiatan pada masa yang akan datang
dalam mencapai tujuan pendidikan termasuk sekolah. Salah satu kegiatan adalah
bagian dari sikap individu maupun kelompoktentang masadepan organisasi. Hal
yang saling berkaitan dan dilihat sebagai satu kesatuan dari manajemen organisasi.
Semua organisasi yang berhasil
mengembangkan rencana-rencana semakin terarah dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya. Ada sebagian organisasi, atau bahkan negara-negara yang
mengembangkan rencana-rencana tetapi tidak dapat diterapkan.
Jika sebuah organisasi mengembangkan
sebuah rencana, seharusnya diterapkan agar berhasil, dan diharapkan agar semua
organisasi mengikuti rencana tersebut.rencana bisa dikatakan sebagai sebuah
persiapan cerdas untk beraksi atau melakukan tindakan. Proses perencanaan dibedakan
dari kegiatan-kegiatan sebelum keputusan yang bersifat sistematis adalah
didasarkan atas pertimbangan dan bersifat berkelanjutan.
Sedangkan proses perencanaan mencakup:
a.
Pengaturan yang terbuka dan demokratis, atau pengaturan yang
tertutup dan bersifat otoriter dan kreatif atau pengorganisasian dan pengaturan
yang kaku.
b.
Penggunaan keuangan dan sumber daya manusia yang lebih efisien atau
pemborosan yang terjadi secaraberkala sepanjang waktu.
c.
Membangun komitmen dan identifikasi, diantara murid-murid dan para
staf, tujuan institusi dll.
d.
Mengembangkan institusi sebagai sebuah organisasi yang profesional
atau menguatkan pencapaian tujuan.
Dapat disimpulkan bahwa perencanaan
pendidikan adalah merumuskan dan menetapkan tindakan yang akan dilakukan
padamasa yang akan datang berkenaan dengan tugas dan fungsi suatu organisasi
pendidikan.
Organisasi pendidikan, baik
pendidikan maupun sekolah, madrasah, pesantren, maupun perguruan tinggi
mengemban tugas pokok dan fungsi untuk melayani kebutuhan pendidikan dalam
pengembangan potensi anak secara optimal sehingga anak menjadi generasi muda
penerus dan kelnjutan hidp bangsa bahkan setiap lembaga pendidikan memiliki
visi, misi, dan tujuan, sasaran yang memerlukan strategi untuk mewujudkannya
menjadi kenyataan yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat dan bangsa.
Bagi manajer untuk membuat rencana yaitu:
Pertama: perencanaan menyediakan
arah yang jelas bagi manajer dan non manajer apa yang di inginkannya. Bila
pegawai mengetahui apa yang ingin organisasi dan kelompok kerja ingin mencapai
sasaran tersebut. Maka mereka dapat melakukan aktivitas koordinasi, bejerja
sama satu sama lain, dan melakukan apa yang memungkinkan supaya sasaran
tercapai. Tanpa perencanaan, bagian dan individu mungkin bekerja lintas tujuan
dan membuktikan pencapaian sasaran efisien.
Kedua: perencanaan mengurangi
ketidakpastian dengan memperkuat manajer untuk melihat masa depan,
mengantisipasi perubahan, mengembangkan dampak perubahan, dan mengembangkan
respon terhadap prioritas.
Ketiga: bagaimanapun,
rencana-rencana manajer membuat mereka dapat merespon secara efektif
ditambahkan bahwa perencanaan meminimalkan keadaan tak menentu. Bila aktifitas
kerja di koordinasikan berdasarkan rencana-rencana, maka investasi menjadi nyata
dapat diperbaiki atau dieleminasi.
Keempat: perencanaan membangun
sasaran-sasaran dan standar yang digunakan untuk pengawasan. Bila rencana
manajer, mereka membangun sasaran dan rencana. Ketika mereka mengawasi, maka
mereka melihat rencana, apakah sudah terlaksana dan mencapai sasaran. Tanpa
perencanaan tidak akan ada sasaran-sasaran yang bertentangan dengan pengukuran
usaha dan pekerjaan.
Dalam konteks pengawasan pendidikan,
ada dua alasan kunci mengapa perencanaan dianggap penting. Pertama, perencanaan
ini sering memiliki kedudukan dari titik awal posisinya dalam bagian dan fungsi
pengaturan. Kedua, perencanaan ini memiliki kemampuan mengisi sebagai satu
kegiatan yang mempengaruhi sejumlah komponen organisasi, karena kedudukannya
bersifat perencanaan yang mengawali tampilan dari seluruh peranan manajemen,
khususnya dalam pengorganisasian atau pengawasan satu organisasi.
Ada empat macam pendekatan utama
untuk pembuatan suatu perencanaan:
1.
Pendekatan atas bawah
Perencanaan dengan pendekatan ini
dilakukan oleh pemimpin organisasi, unit organisasi dibawahnya hanya
melaksanakan saja yang telah direncanakan.
2.
Pendekatan bawah atas
Perencanaan dengan pendekatan ini
dilakukan pemimpin puncak dengan cara memberikan gambaran situasi dan kondisi
yang dihadapi organisasi termasuk mengenal misi, tujuan dan sasaran, dan sumber
daya yang dimiliki. Langkah selanjutnya adalah memberikan kewenangan kepada
manajemen ditingkat bawahna untuk menyusun rencana.
3.
Pendekatan campuran
Dalam kenyataan, proses perencanaan
yang murni atas bawah atas relatif sulit ditemukan, yang dominan adalah
kombinasi diantara keduanya, walaupun dengan persentase yang relatif. Dengan
pendekatan ini pemimpin memberikan petunjuk perencanaan organisasi secara garis
besar, sedangkan rencana detailnya diserahkan kepada krektivitas unit
perusahaan di bawahnyadengan tetap mematuhi aturan yang ada.
4.
Pendekatan kelompok
Dengan pendekatan ini, perencanaan
dibuat sekelompok tenaga ahli dalam perusahaan. Oleh karena itu di dalam
perusahaan dibentuk semacam biro atau bagian khusus seperti biro peencanaan.
Dalam pemerintahan kita misalnya adalah bappenas (badan perencanaan dan
pembangunan nasional).
Adapun rencana-rencana sangat
bermanfaat bagi proses manajemen. Ada enam fungsi utama rencana atau
perencanaan yang dibuat manajer suatu organisasi.
1.
Penerjemah kebijakan umum
Kebijakan umum perusahaan ditetapkan
oleh manajemen puncak dimana untuk melaksanakannya diperlukan suatu tahap
penerjemahan agar menjadi lebih konkrit jelas, komprehensif, dan bertahap.
2.
Perkiraan yang bersifat ramalan
Perencanaan berhubungan dengan
perkiraan ke masa depan bukan ke masa lalu. Apa yang terjadi di masa depan
harus diramalkan dengan analisis ilmiah serta didasarkan pada fakta dan masa
lalu dan masa sekarang.
3.
Berfungsi suatu ekonomi
Oleh karena kemampuan sumber daya
tersedia sangat terbatas, maka penggunaan sumber daya itu hendaklah di
rencanakan melalui perhitungan yang matang agar dapat digunakan sesuai
kebutuhan.
4.
Memastikan suatu kegiatan
Agar pencapaian tujuan dapat
dilaksanakan dengan baik oleh setiap organisasi, perlu disusun rencana yang
mengatur hak dan kewajiban, tugas dan tanggung jawab serta wewenang mereka.
Dengan rencana yang jelas maka akan bekerja dengan penuh kepastian.
5.
Alat koordinasi
Koordinasi merupakan kegiatan penting dalam
melaksanakan fungsi manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan, agar
pelaksanaan organisasi dapat berjalan lancar maka salah satu alat yang dapat
membantu kegiatan ini adalah encana kerja.dengan alat ini setiap orang
mengetahui tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
6.
Alat/ sarana pengawasan
Pengawasan diperlukan oleh manajer untuk
mengetahui apakah kegiatan yang telah dilakukan hasilnya memuaskan.untuk mengukur
apakah realisasi kerja telah sesuai atau belum. Salah satu alat yang dapat dipakai sebagai tolak ukur dalam
melakukan pengawasan dan pengendalian adalah rencana yang dibuat sebelumnya.
Untuk memastikan arah yang jelas bagi setiap lembaga pendidikan, maka pimpinan
sekolah, madrasah, dan pesantren memerlukan rencana masa depam yang matang,
cermat dan terpadu.
Semakin banyak rencana-rencana yang
diputuskan dan ditetapkan sebagai milik bersama komponen personil sekolah,
madrasah dan pesantren sesungguhnya menjadi tanggung jawab manajer lembaga
pendidikan.
Perencanaan pendidikan yang baik
dipastikan harus melibatkan stakeholders pendidikan untuk menjadi kompas bagi
menentukan arah masa depan yang penuh ketidakpastian. Sebab lingkungan sekolah,
madrasah dan pesantren baik lingkungan eksternal maupun internal memilki
ketidakpastian. Dengan adanya rencana pendidikan yang jelas dengan berbagai
tahapannya.baik jangka pendek, menengah maupun panjang, sekolah lebih mudah
menjalankan rencana yang syudah diputuskan bersama melalui rapat sekolah.
Proses perencanaan untuk
menghasilkan suatu rencana di lembaga pendidikan dapat dilihat dari beberapa
sisi penting, yaitu dari sisi jangka waktu, manfaat rencana dan fungsinya yaitu
strategis dan operasional yaitu:
a.
Sisi jangka waktu
Pada umumnya dikenal juga bentuk
perencanaan jika dilihat dari yang digunakan untuk pengaplikasian suatu rencana
yaitu:
1.
Perencanaan jangka panjang
Rencana ini akan menjangkau waktu
sekitar 20-30 tahun kedepan, perencanaannya masih berbentuk garis-garis besar
yang bersifat sangat strategis dan umum. Perencanaan ini tidak dapat dipakai
langsung sebagai pedoman kerja. Oleh karena itu perlu dijabarkan dalam bentuk
perencanaan jangka menengah. Negara kita menerapkan waktu 25 tahun untuk setiap
tahap perencanaan jangka panjangnya.
2.
Perencanaan jangka pendek
Biasanya menjangkau waktu paling
lama satu tahun. Bahkan perencanaan ini dapat di buat dalam jangka waktu
bulanan, kewartalan atau tengah tahunan. Perencanaan ini lebih konkrit dan
lebih rinci, lebih terukur, dan sasaran yang harus dicapai lebih jelas.
pada umumnya strategi perencanaan atau terbagi
dua: yaitu perencanaan strategis dan perencanaan fungsional.
Perencanaan strategis. Merupakan bagian dari manajemen strategis.
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk pembuatan , penerapn, dan
evaluasi keputusan-keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah
organisasi mencapai tujuan dimasa yang akan datang.
Perencanaan operasional. Merupakan bagian dari strategis yang lebih
mengarah pada fungsional perusahaan dalam rangka untuk memperjelas makna suatu
strategi utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik dan berjangka
pendek.
Proses pendidikan merupakan
pekerjaan strategis yang melakukan pengembangan potensi anak secara alami
sehingga menghasilkan sumber daya manusia untuk menjadi pelaksana pembangunan
nasional dalam berbagi bidang kehidupan. Hampir dipastikan masa depan banyak profesi
sangat tergantung kemajuanya pada ketersediaan sumbera daya manusia yang
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian yang dibutuhkan serta
disiapkan melalui rencana strategis lembga pendidikan.
Ada beberapa alasan dikemukakannya
perencanaan strategik bagi sebuah perusahaan atau instansi:
1.
Perencanaan terhadap perubahan dalam kompleksitas lingkungan yang
meningkat. Ada peningkatan tuntutan pelayanan, ketersediaan sumber daya,
harapan yang besar bagi pelayan bagi dinamika kehidupan.
2.
Pengelolaan hasil. Perencanaan strategik merupakan proses
diagnosis, penyusunan tujuan dan mengembangkan strategi yang secara esensial
menjadi bagian dan prientasi manajemen hasil. Hal ini memungkinkan organisasi
memberikan pertimbangan yang cermat atas kapasitas organisasi dan lingkungan
dan akan mengarahkannya dalam mengalokasikan sumber daya.
3.
Perencanaan strategik sebagai suatu alat penting manajemen.
Perusahaan atau lembaga memerlukan fokus terhadap prestasi dan peningkatan
hasil setiap tahun. Hasil hanya dicapai melalui efektivitas dan efesiensi usaha
organisasi. Perencanaan strategis merupakan kemampuan organisasi untuk
membangun suatu sistem perbaikan terus menerus.
4.
Perencanaan strategik berorientasi pada masa depan. Perencanaan ini
mencakup usaha yang disiplin untuk membantu dan penyelamatan perusahaan. Apa
yang dihasilkan dan bagaimana dihasilkan.
5.
Perencanaan strategis dapat disesuaikan. Walaupun perencanaan
strategik berjangka panjang, tetapi menggunakan tinjauan ulang dan pembaruan
untuk menentukan kemajuan dan penilaian ulang terhadap validitas rencana yang
bedasarkan strategi.
6.
Perencanaan strategik memerlukan dukungan pelanggan. Perencanaan
strategik menentukan segala sesuatu yang dapat dilakukan perubahan terhadap
harapan pelanggan.
7.
Perencanaan strategik memerlukan komunikasi. Perencanan strategik
ini memerlukan komunikasi sebagai alat dan partisipasi dalam mengakomodasi
berbagai minat, nilai dan aturan serta keputusan, pelaksanaan yang berhasil
dalam tujuan dan sasasran.
Ketujuh alasan di atas, merupakan
hal yang rasional baik secara empiris maupun objektif bagi pentingnya
penyusunan perencanaan strategi organisasi. Jika organisasi tersebut ingin
berkembang, sistem perencanaan organisasi menangani beberapa persoalan yaitu
a.
Kemana kita akan pergi.
b.
Bagaimana kita pergi kesana.
c.
Apa tindakan kita.
d.
Bagaimana kita tahu bahwa kita berada dalam jalur.
Sebagai perbandinangan, dapat dipahami dari pendapat winardi bahwa
ada empat komponen sebuah rencana strategis yang dibuat melalui perencanaan
strategis yaitu
1.
Misi
2.
Sasarn-sasaran
3.
Strategi
4.
Dan rencana.
Misi adalah pernyataan visi jangka
panjang tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi yang bersangkutan
sehingga tujuannya itu membedakannya dengan organisasi lain yang serupa.
Sasaran ialah tujuan yang ingin
dicapai oleh organisasi pada macam periode waktu. Pemyusunan sasaran
dipengaruhi oleg filsafat menejemen, dinamika teknologi, lingkungan ekonomi,
sosial dan ketidak pastian. Dalam rangka waktunya sasaran diterapkan sebagai
sasaran jangka panjang.
Dalam konteks organisasi dan lembaga
pendidikan, untuk menyusun rencana kegiatan lembaga pendidikan, diperlukan
banyak data, pertimbangan-pertimbangan dan pemikiran oleh sejumlah orang-orang
yang berkaitan dengan hal yang direncanakan.
Perencanaaan merupakan tanggung
jawab yang penting dari seorang pemimpin atau pengawasan dalam mengatur
organisasi apapun. Menurut boone dan kutz ada beberapa alasan spesifik untuk
hal ini, yaitu:
Perencanaan berkaitan dengan
penampilan kesuksesan penyusunan dan keafektipan sekolah tergantung pada
kesuksesan perencanaan.
Perencanaan berfokus pada tujuan rencana
secara berkelanjutan menguatkan pentingnya tujuan, karena perencanaan membantu
untuk menjamin bahwa kontribusi keputusan terhadap pencapaian mereka dan para
pengurus.
Perencanaan membantu mengatasi
ketidakpastian dan mengantisipasi masalah-masalah dengan mengembangkan rencana
untuk ketidakpastian masa depan, maka pimpinan dan dan para pengatur menjadi
lebih siap dan proaktif, serta mempersiapkan staf dengan keamanan yang lebih
baik.
Perencanaan diyakini penting untuk
memfasilitasi pemantauan dan pengawasan mengacu pada rencana-rencana yang bisa
membantu pimpinan dan menentukan apakah keputusan diterapkan secara teratur,
dan apakah tujuan-tujuan organisasi telah diselesaikan.
7.
Pendidikan Islam
Banyak
pendapat yang dikemukakan para ahli tentang pengertian dari pendidikan, jdalam
hal ini dikemukakan beberapa pendapat diantaranya :
Pendidikan
adalah proses perubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses,
cara, perbuatan mendidik.[18]
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana blajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuata spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Sedangkan
pendidikan secara umum diartikan sebagai segala upaya yang direncanakan untuk
mepengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat ssehingga
mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.
Sedangkan istilah
islam dapat dimaknai sebagai islam wayu atau islam budaya. Islam wahyu meliputi
alquran dan hadis-hadis nabi, baik hadis nabawi dan hadis qudsi. Sementara itu,
islam budaya meliputi ungkapan sahabat nabi, pemahaman ulama, pemahaman
cendikiawan muslim dan budaya ummat islam. Kata islam yang menjadi identitas
menejemen pendidikan ini dimaksudkan dapat mencakup makna keduanya yakninislam
wahyu dan islam budaya.
Pembahasan
mengenai menejemen pendidikan islam senantiasa melibatkan wahyu serta
budayayang ada pada umat islam ditambah dengan kaidah-kaidah menejemen
pendidikan secara umum.
8.
Manejemen Pendidikan Islam
istilah menejemen
pendidikan islam (MPI) memunculkan beberapa asumsi pemahaman antara lain :
pertama, pendidikan islam yang dalam proses penyelenggaraannya memakai
prinsip-prinsip, konse-konsep, dan teori-teori menejemen yang berkembang dalam
dunia bisnis. Kedua, pendidikan islam yang dalam proses penyelenggaraannya
menggunakakn prinsip-prinsip dan konsep-konsep menejemen yang digali dari
sumber dan khazanah keislaman. Ketiga, pendidikan islam yang dalam proses
penyelenggaraannya menggunakan prisip, konsep, dan teori menejemen yang telah
berkembang dalam dunia bisnis dengan menjadikan islam sebagai nilai yang
memandu dalam proses penyelenggaraannya.[19]
9.
Organisasi Pendidikan Islam
dalam organisasi pendidikan islam sebagai organisasi
formal, sejatinya beelangsung edukatif pembelajaran antara pendidik, guru,
dosen, atau ustadz dengan anak didik, murid, siswa atau mahasiswa yang
disengaja untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan dirumuskan dengan munculnya perubahan pribadi anak menuju
pribadi muslim sejati. Perubahan yang dimaksudkan di satu sisi pengetahuan anak
bertambah, sikapnya berubah kepada yang lebih baik atau islam, dan
keterampilannnya meningkat setelah terlaksananya proses pendidikan yang dicapai
melalui kegiatan mendidik, mengajar, melatih dan membimbing anak didik sesuai
kurikulum pendidikan islam dala realita pembelajaran. Proses membelajarkan anak
dapat berlangsung di dalam kelas, masjid, halaman, dan taman, perpustakaan dan
laboratorium pada setiap lembaga pendidikan islam.[20]
BAB III
1.
Dalam perspektif lebih luas, managemen adalah suatu proses pengaturan dan
pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Berarti manajemen
merupkan perilaku anggota dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.
Dengan kata lain, organisasi adalah wadah bagi operasionalisasi manajemen.
sejumlah unsur pokok ynag membentuk kegiatan manajemen, yaitu: Unsur manusia (men), barang-barang (materials), mesin (machines), metode (methods), uang
(money), dan pasar (market) (Terry, 1973). Keenam unsur ini
memiliki fungsi masing-masing dan saling berinteraksi atau mempengaruhi dalam
mencapai tujuan organisasi terutama proses pencapaian tujuan secara efektif dan
efisien.
2. Kepemimpinan adalah suatu aktivitas seni
membujuk, mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk kerja sama dalam mencapai
ujuan bersama yang tergantung pada kadar interaksi antara pemimpin, pengikut
dan situasi.
3.
Organisasi adalah suatu susunan yang menggambarkan hubungan antara bidang
kerja yang satu dengan yang lainnya, sehingga jalan tugas dan wewenang akan
teratur dan terarah.
4.
Pendidikan adalah usaha sadar yang
dilakukan manusia dewasa untuk mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan,
mendidik dan latihan untuk peranannya dimasa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Marno. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: PT Refika
Aditama.
Mesiono. 2015.Manajemen dan Organisasi. Medan: Perdana
Publishing.
Thomas Gordon. 1999. Kepemimpinan yang efektif. Jakarta: PT
Gravindo.
Syafaruddin. 2015. Manajemen Organisasi Pendidikan.
Medan:Perdana Publishing .
Syafaruddin. 2015. Manajemen
Kepengawasan Pendidikan,Medan: Perdana MulyaPublishing.
Titanium Wedding Ring (Bronze ring) - TITanium Art
BalasHapusThis item titanium rod in femur complications works perfect. titanium price per ounce Please select your desired size for. Size black titanium will last at titanium piercing jewelry least 3-4 business days. titanium teeth k9